Fakultas Ekonomi dan Bisnis Uhamka (FEB-Uhamka) terus berinovasi. Pandemik covid-19 rupanya tak menghalangi keratifitas dan semangat juang FEB Uhamka dalam membina para mahasiswa. Sebagai kampus islami, pembinaan spiritual menjadi bagian terpenting untuk membangun karakter mahasiswa.
FEB Uhamka kemudian me-launching Program Pesantren Mahasiswa. Awalnya program ini sebenarnya akan diselenggarakan secara off line. Tapi saat itu datang covid-19. Semua kegiatan terpaksa dilakukan secara online. Nama kegiatan ini kemudian berubah menjadi Pesantren Virtual (PV).
Kali ini adalah tahun kedua pelaksanaan program ini. Meskipun kegiatan ini besifat sukarela. Tapi ternyata mendapat sambutan yang sangat antusias dari orangtua dan para mahasiswa. Terbukti dengan banyaknya mahasiswa yang mengikuti kegiatan ini.
Pada tahun ini tercatat ada 350 mahasiswa mengikuti kegaiatan ini. Secara alamiah memang dari jumlah itu kemudian ada yang tidak bisa melanjutkan hingga akhir. Namun demikian jumlah mereka yang mengikuti hingga akhir masih cukup banyak yaitu 270 orang.
Sabtu, 6/8, para santri pesantren virtual ini diwisuda sekaligus acara penutupan program untuk tahun akademik 2021-2022. Acara wisuda dihadiri oleh Ketua LPP AIK, Ustadz Muhib Rosyidi, S.Th.I., M.Hum., Dekan FEB Uhamka, Dr. Zulpahmi, M.Si., para Wakil Dekan dan Kaprodi di lingkungan FEB Uhamka.
Muhib Rosyidi dalam sambutannya mengapresiasi kegiatan Pesantren Virtual dan akan menjadikannya sebagai pilot project percontohan. “Tidak mudah menyelenggarakan kegiatan semacam ini. Ujicoba di FEB Uhamka selama dua tahun saya kira sudah cukup dan menunjukkan hasil yang sangat baik. Nantinya kegiatan ini akan menjadi model untuk ditularkan di fakultas-fakultas lain,” tegas Rosyidi dalam sambutannya.
Materi yang diajarkan dalam kegiatan PV fokus pada ibadah dan membaca al-Qur’an. Dua materi ini adalah materi dasar yang harus dikuasai dan diamalkan oleh seorang muslim. Melalui kegiatan ini FEB Uhamka hendak memastikan bahwa semua mahasiwa FEB Uhamka dapat melakukan ibadah sesuai yang diajarkan Rasulullah SAW dan mampu membaca al-Quran dengan baik.
Menurut Dr. Tohirin, S.H.I., M.Pd.I., selaku Wakil Dekan IV yang sekaligus juga sebagai pembina Pesantren Virtual ini, dua hal ini adalah kompetensi wajib yang akan menjadi basis pembentukkan karakter dan sekaligus akan menjadi bekal yang sangat penting dalam menghadapi kehidupan.
“Yang akan mereka hadapi bukan sekedar dunia kerja, tapi kehidupan yang kompleks dan penuh dengan problematika. Mereka tidak hanya butuh kompetensi kognitif, tapi juga kompetensi spiritual. Kematangan spiritual akan menjadi modal mendasar dalam menghadapi hidup ini,”jelas Tohirin saat memebrikan sambutan.
Di akhir acara, Dr. Zulpahmi, M.Si., berpesan agar para mahasiswa mengamalkan apa yang telah mereka dapatkan selama mengikuti pesantren virtual. “Ilmu itu laksana pohon dan mengamalkan ilmu adalah buahnya. Amalkan dan tularkan ilmu yang telah kalian dapat kepada adik-adik kalian nanti,” demikian pesan Zulphami.[]