Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (UHAMKA) belakangan ini sedang fokus untuk melakukan pembenahan. Di samping merombak berbagai kebijakan dan sistem organisasi, UHAMKA juga sedang gencar melakukan berbagai renovasi fisik. Sarana prasarana, termasuk terutama gedung lama direnovasi sedemikian rupa sehingga tampil lebih fresh dan menawan.
Menariknya, renovasi sarana prasarana fisik ini terlihat tidak sembarangan. Bukan sekedar mengganti yang lama menjadi baru. Tapi di sana ada visi, visi untuk melayani. Berbagai sudut kampus diubah menjadi fasilitas yang memanjakan mahasiswa. Inilah mengapa beberapa sarana prasarana yang tampak masih baru pun direnovasi kembali. Sebab bukan hanya antara yang lama dan yang baru. Tapi soal transfer visi. Inilah alasannya.
Karena itulah beberapa ruang di kampus limau yang seharusnya bisa menjadi kantor atau ruang kelas kemudian disulap menjadi tempat beristirahat dan berdiskusi mahasiswa. Itu semua adalah karena berpihak pada visi, visi melayani mahasiswa.
Inilah poin penting dari perombakan sarana prasarana UHAMKA. Bahkan kalau berbicara promosi, inilah sesungguhnya hal yang harus diperhatikan. Kualitas produk dan mutu layanan adalah yang utama. Promosi adalah bicara tentang produk dan pelayanan, bukan sekedar utak-atik brosur dan tebar bonus. Inilah inti promosi yang akan berdampak panjang bagi kelangsungan institusi.
Kembali pada soal bangunan tadi, maka apa yang dilakukan UHAMKA saat ini sudah tepat. Melayani mahasiswa tampak sangat menojol dan menjadi nilai lebih atas berbagai perubahan sarana prasarana yang ada saat ini. Kenyamanan mahasiswa harus menjadi prioritas. Buat mereka betah di kampus sehingga hal ini akan menjadi cerita baik yang akan mereka bawa ke luar. Kalau layanan sudah baik, harga tidak lagi menjadi persoalan.
Meski demikian ini tampak baru permulaan. Keuangan tentu menjadi pertimbangan utama mengingat kondisi yang belum terlalu baik akibat covid-19. Untuk itu ke depan hal semacam ini harus terus dilakukan. Silahkan membangun fisik, tapi jangan lupakan visi.
Renovasi sarana prasarana yang bermuatan visi ini tentunya harus menjadi inspirasi bagi perubahan lain yang lebih penting yaitu soal kurikulum dan berbagai hal yang berkenaan dengan pembelajaran. Bahkan ini adalah daging utamanya perguruan tinggi. Inilah sejatinya yang harus menjadi perhatian penting semua pihak ketika bicara tentang promosi dan kelangsungan institusi ini.
Institusi ini tampaknya butuh lebih banyak orang yang visioner dan inovatif. Butuh lebih banyak orang yang punya imajinasi konseptual dan atau orang yang mampu dan punya komitmen kerja yang baik. Orang-orang yang tidak punya visim mereka yang hanya mampu menyuruh atau sekedar share informasi dan mereka yang tak mampu bekerja tampaknya hanya akan menjadi beban institusi.
Institusi ini butuh kualitas internal yang sesungguhnya (the real quality), bukan hanya image eksternal yang menipu. Seperti tampak hebat dan banyak prestasi dari luarnya, tapi sebenarnya tak ada kemampuan yang pantas dibanggakan.
Berfokuslah pada proses dan kinerja, bukan pada image-image kebanggan dan kamuflase administratif yang didapat secara instan dan menipu. Jadilah pemanang yang sesunggunya, bukan mereka yang juara karena kompromi dengan panitia, karena memesan sertifikat dan piala atau karena panitia memang berkehendak untuk membagi-bagi juara. Tentu ini tidak mudah, tapi harus.